Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Penilaian Akhir Semester: Tangga Evaluasi dan Pembenahan Sekolah

Jumat, 19 Desember 2025 | Desember 19, 2025 WIB Last Updated 2025-12-19T06:40:03Z

opini_sudarjo_abd_hamid.jpeg
Penulis : Sudarjo Abd. Hamid (Guru, Penulis, Penyair Kabupaten Lembata)

MATALINENEWS. ID
- Aroma liburan mulai terasa di lingkungan sekolah. Bagi peserta didik dan guru, ini menjadi penanda bahwa satu tahapan penting dalam dunia pendidikan telah dilalui, yakni Penilaian Akhir Semester (PAS). Lebih dari sekadar penutup kegiatan belajar, PAS merupakan momentum refleksi dan evaluasi atas proses pendidikan yang telah berjalan selama satu semester.


Tahun pelajaran yang dimulai pada Juli 2025 kini telah mencapai pertengahan. Sebuah fase yang mengingatkan bahwa pendidikan adalah proses berkelanjutan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi menyeluruh. Evaluasi tersebut tidak hanya menyentuh aspek pembelajaran di kelas, tetapi juga metodologi, pengelolaan waktu, keamanan lingkungan sekolah, administrasi keuangan, hingga kegiatan ekstrakurikuler.


Dalam satu semester perjalanan pendidikan, guru memegang peran strategis sebagai fasilitator pembelajaran. Guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi membimbing dan mengarahkan peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Kesiapan guru menjadi kunci, yang tercermin melalui perencanaan matang mulai dari Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Tujuan Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Capaian Pembelajaran (CP), hingga modul ajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar.


Hari efektif belajar yang telah dihitung melalui musyawarah guru dan disahkan oleh kepala sekolah menjadi kompas pelaksanaan pembelajaran. Kesepakatan ini memastikan efisiensi jam pelajaran dan ketercapaian target kurikulum yang telah dirancang bersama.


Evaluasi pembelajaran dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan, mulai dari tugas harian, ulangan harian, penilaian tengah semester, hingga penilaian akhir semester. Proses ini bertujuan untuk mendiagnosis tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Evaluasi bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk mengukur keberhasilan dan menemukan ruang pembenahan.


Pada hakikatnya, evaluasi adalah cermin bersama bagi guru, siswa, dan orang tua. Hasil belajar menjadi bentuk tanggung jawab kolektif dalam perjalanan pendidikan. Orang tua tidak cukup hanya membaca angka-angka dalam rapor, tetapi juga berperan aktif mengawal proses pendidikan anak sejak berangkat ke sekolah, pulang sekolah, hingga mendampingi tugas-tugas yang diberikan guru.


Nilai yang tertulis dalam rapor bukanlah angka yang lahir secara instan. Ia merupakan hasil pengolahan yang panjang, objektif, dan terukur. Ketika hasil belum memenuhi harapan, hal tersebut harus menjadi bahan evaluasi bersama, bukan ajang saling menyalahkan. Pendidikan menuntut kolaborasi, bukan kambing hitam.


Himbauan agar ayah turut hadir mengambil rapor patut diapresiasi. Selama ini, peran tersebut kerap didominasi ibu, padahal tanggung jawab pendidikan anak adalah milik bersama. Diskusi antara guru, ayah, dan ibu menjadi penting agar setiap kekurangan di semester berjalan dapat diperbaiki pada semester berikutnya.


Proses belajar anak ibarat menaiki tangga. Tidak dituntut melompat jauh dalam satu langkah, tetapi bergerak bertahap hingga mencapai puncak. Nilai sempurna bukan tujuan instan, melainkan hasil dari proses panjang yang dijalani dengan kesabaran dan pendampingan.


Pada akhirnya, laporan hasil belajar semester (rapor) sejatinya adalah tangga evaluasi diri bagi guru, siswa, dan orang tua. Sebuah momentum untuk berbenah, memperbaiki kekurangan, dan menjadikan semester berikutnya sebagai kesempatan untuk tumbuh lebih baik.


Penulis : Sudarjo Abd. Hamid (Guru, Penulis, Penyair Kabupaten Lembata)