| Buku Antologi Puisi Suara Serumpun bertajuk “Akar Serumpun, Anyaman Rasa”. |
LEMBATA, MATALINENEWS.ID – Buku Antologi Puisi Suara Serumpun bertajuk “Akar Serumpun, Anyaman Rasa” menjadi salah satu penanda penting dalam perayaan Festival Puisi Tiga Negara (Indonesia, Malaysia, Singapura) yang berlangsung sejak pertengahan Agustus hingga medio Oktober 2025. Karya lintas negara ini sebelumnya telah diluncurkan secara resmi di Kuala Lumpur pada 12 Oktober lalu sebagai penutup rangkaian festival.
Buku antologi ini menghadirkan suara para penyair dari tiga negara yang membawa kisah, kenangan, serta harapan dari tanah masing-masing—tanah yang memiliki akar budaya serumpun. “Akar Serumpun, Anyaman Rasa” bukan sekadar kumpulan puisi. Ia menjadi perayaan kebersamaan, ruang temu yang hangat, serta bukti bahwa sastra mampu menembus batas, menyatukan ragam budaya dalam satu denyut rasa.
Festival Puisi Tiga Negara yang melahirkan antologi ini terselenggara melalui kerja sama Komunitas Galeri Sastra (KGS) dengan SIP Publishing, Yayasan Rumah Indonesia Menulis, serta Persatuan Penulis Negeri Melaka (PENAMA). Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kecintaan terhadap puisi, mengapresiasi karya penulis serumpun, dan membuka ruang bagi generasi muda untuk mengenal keindahan bahasa serta kekayaan sastra Melayu.
Buku setebal 288 halaman ini diterbitkan oleh SIP Publishing, yang beralamat di Jl. Curug Cipendok Km. 1, Kalisari, Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Total terdapat 64 penyair dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura, dengan jumlah karya mencapai 142 judul puisi. Beberapa penulis mengirimkan dua hingga tiga karya dalam satu buku.
Lembata juga turut hadir dalam buku antologi ini melalui kontribusi Sudarjo Abd. Hamid, putra daerah yang puisinya dimuat pada halaman 106–110. Buku tersebut telah tiba di Lembata pada Sabtu, 29 November 2025, di Desa Leubatang, Kecamatan Omesuri, melalui SAP Express Courier—Sahabat Pengiriman Lembata.
Ketua Komunitas Galeri Sastra (KGS), Sahabudin Daeng Palabbi, menyampaikan harapannya atas kehadiran buku ini:
“Buku ini menjadi daya tarik sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap puisi di kalangan masyarakat. Ini ruang penyambung asa bagi generasi muda untuk mengenal keindahan bahasa dan seni sastra, khususnya sastra Melayu itu sendiri,” ungkap Budin.
Ia juga menegaskan bahwa dokumentasi sastra seperti ini sangat penting untuk memperkaya khazanah budaya dan menjaga jejak literasi di kawasan serumpun.
Kontributor: Darjo



