![]() |
Kendari, 18 Oktober 2025 — Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 resmi ditutup di Tugu Persatuan, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (18/10/2025) malam.
Dalam ajang bergengsi tingkat nasional tersebut, Kafilah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memang belum berhasil menorehkan prestasi juara, namun berhasil membawa semangat toleransi dan dakwah yang tinggi, sehingga mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi NTT.
Pada kegiatan ini, Pemerintah Provinsi NTT hadir memberikan dukungan penuh. Linus Lusi, S.Pd., M.Pd., Staf Ahli Gubernur NTT, hadir mewakili Gubernur pada acara pembukaan (11/10/2025), sementara Drs. Kanisius H. M. Mau, M.Si., Asisten I Setda Provinsi NTT, turut menghadiri acara penutupan pada Sabtu malam (18/10/2025).
Kafilah NTT Jadi Duta Dakwah dan Toleransi
Dalam sambutannya sebelum penutupan, Kanisius Mau menyampaikan bahwa keikutsertaan Kafilah NTT dalam STQH tidak semata-mata untuk mengejar juara, tetapi sebagai wujud semangat dakwah, penguatan iman, dan penyebaran nilai kebaikan bagi bangsa.
“Kehadiran Kafilah NTT bukan hanya untuk berkompetisi, tetapi juga membawa semangat Nusa Terindah Toleransi (NTT). Kalian telah menunjukkan bahwa dari tanah Flobamorata yang kaya keberagaman, lahir generasi muda Muslim yang cinta damai, berilmu, dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada para pembina, pelatih, dan pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) NTT yang telah bekerja keras mendampingi para peserta hingga tahap nasional. Menurutnya, pembinaan tersebut bukan sekadar mempersiapkan peserta lomba, melainkan membangun peradaban yang berakar pada iman, ilmu, dan akhlak.
Dukungan Penuh Pemerintah Provinsi NTT
Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan keagamaan sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia yang utuh.
Kanisius menegaskan bahwa pembangunan spiritual menjadi fondasi utama dalam mewujudkan masyarakat NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan.
“Manusia yang beriman, berakhlak, dan berilmu adalah dasar bagi terwujudnya masyarakat NTT yang hebat. Karena itu, kegiatan seperti STQH harus terus digalakkan,” tegasnya.
Ia juga memotivasi para peserta agar terus berlatih dan mengasah kemampuan untuk menghadapi ajang-ajang berikutnya.
“Saya yakin, dari NTT akan lahir insan-insan yang lembut hatinya, merdu suaranya, dan kuat imannya untuk mengharumkan nama daerah di tingkat nasional maupun internasional. Ayo bangun NTT!” pungkasnya.
STQH Nasional XXVIII Berjalan Meriah dan Penuh Makna
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Hakim Nomor: 05/Kep.DH/STQHN-XXVIII/X/2025, Provinsi Kalimantan Timur berhasil meraih Juara Umum STQHN XXVIII Tahun 2025, disusul oleh DKI Jakarta di posisi kedua, Sumatera Selatan di posisi ketiga, serta Jawa Timur di posisi keempat.
Penutupan berlangsung khidmat dan meriah, dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn.) Andi Sumangerukka, pejabat Kementerian Agama RI, dan perwakilan LPTQ dari seluruh provinsi di Indonesia.
“Kita harus terus menanamkan kecintaan kepada Al-Qur’an dan Hadis dalam kehidupan berbangsa. Dari STQH lahir generasi Qurani—yang tak hanya pandai membaca, tetapi juga mengamalkan,” ujar Gubernur Andi Sumangerukka dalam sambutannya.
Apresiasi dari Kementerian Agama RI
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Abu Rokhmad, turut memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan STQH Nasional XXVIII di Sulawesi Tenggara.
“Penyelenggaraan STQH Nasional ke-28 ini sungguh luar biasa, bahkan disebut yang terbaik oleh Sekretaris LPTQ Nasional,” ungkapnya.
Menurutnya, STQH bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan sarana memperkuat hubungan umat Islam dengan sumber nilai dan pedoman hidup, yaitu Al-Qur’an dan Hadis.
“Syiar Al-Qur’an tidak boleh berhenti di panggung musabaqah. Mari terus membaca, mengamalkan, dan menghayati nilai-nilainya setiap hari,” pesan Abu Rokhmad.
Semangat Qurani untuk Flobamorata
Dengan berakhirnya STQH Nasional XXVIII di Kendari, seluruh kafilah kembali ke daerah masing-masing membawa kebanggaan dan semangat baru untuk menumbuhkan budaya cinta Al-Qur’an.
Bagi Kafilah NTT, pengalaman ini menjadi bekal penting untuk terus menebarkan nilai dakwah, memperkuat iman, dan membumikan semangat Nusa Terindah Toleransi di seluruh pelosok daerah.
“Dari bumi Flobamorata untuk Indonesia yang Qurani dan berkeadaban,” demikian pesan penutup dari rombongan Kafilah NTT sesaat sebelum bertolak pulang ke Kupang.




