Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Dari Hutan Berbatu Menjadi Rumah Alumalan yang Memadai

Senin, 08 Desember 2025 | Desember 08, 2025 WIB Last Updated 2025-12-08T11:47:44Z

sudarjo_abd_hamid.jpeg
Foto: Potret Puskesmas Autaqnapoq yang terletak di Desa Leubatang, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, NTT, 

MATALINENEWS.ID-
Puskesmas Autaqnapoq yang terletak di Desa Leubatang, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, NTT, kini menjadi rumah sehat bagi masyarakat dari Desa Mahal, Mahal I, Peusawa, Walangsawa, Leubatang, Aramengi, Meluwiting I dan II, Wowong, hingga Desa Nilanapo.


Tempat yang berdiri di dataran tinggi itu menyimpan begitu banyak kenangan bagi warga sekitar. Dahulu, kawasan ini hanya ditumbuhi ilalang, semak belukar, dan batu karang yang menonjol di setiap jengkal tanah. Topografinya yang tandus, berpadu dengan ngarai curam, membuat siapa pun harus berhati-hati ketika melintasi jalur menuju Autaqnapoq.


Sebelum menjadi rumah singgah dan pusat pelayanan kesehatan, wilayah ini hanyalah tempat penggembalaan kuda dan lokasi memasang jerat ayam hutan. Akses menuju area tersebut hanya berupa jalan setapak yang dilalui pekebun dan kuda. Tanah yang tidak menjanjikan membuat warga jarang berkebun di sana.


Namun kini, Autaqnapoq telah berubah drastis. Akses jalan membaik, gedung beton puskesmas berdiri megah, tanaman hias tertata, dan pohon peneduh mulai tumbuh berkat tangan-tangan terampil para tenaga kesehatan. Suasana yang dulu panas menyengat kini mulai berkurang. Pelayanan kesehatan berjalan normal, bahkan dengan tenaga medis muda yang bekerja dengan semangat Alumalan, meskipun akses listrik belum sepenuhnya menjangkau daerah tersebut.


Meski begitu, musim penghujan kerap membawa kekhawatiran. Angin kencang yang menyapu kawasan itu bukan hal baru, sehingga konstruksi bangunan puskesmas dirancang khusus agar mampu menahan terjangan angin kuat.


Bagi saya, Autaqnapoq menyimpan kenangan masa kecil—jalur yang dulu saya tapaki menuju kebun di Tamal Tokol dan Uar Doq. Dari punggung bukit itu tampak gugusan Pulau Alor yang kokoh, buih laut Wowong hingga Angarlaleng yang memecah batu karang, serta Gunung Uyelewun yang menjulang gagah. Atalewar dengan hamparan rumput keringnya, bersama bukit-bukit kecil yang seolah berbaris, menghadirkan pemandangan yang tak terlupakan.


Kini suasana berubah: wilayah yang dulu sepi dan terkesan menyeramkan telah ramai oleh lalu-lalang kendaraan, pasien, dan tenaga kesehatan.


Semboyan Alumalan menjadi roh pelayanan yang menumbuhkan kecintaan bekerja, ketulusan, dan dedikasi. Secara harfiah, Alumalan berarti “bagus, baik, dan sempurna”. Filosofi ini menggambarkan transformasi Autaqnapoq—dari hutan berbatu yang terabaikan, menjadi rumah pelayanan yang layak dan membanggakan.


Alumalan juga menjadi nilai kerja: Aktif, Luwes, Jujur, Mahir, Lembut, dan Nyaman.


Aktif, baik pasien maupun petugas, untuk memastikan pelayanan berjalan cepat dan tepat.


Luwes, agar pasien merasa rileks dan tidak tegang, karena kondisi psikis sangat memengaruhi kesehatan.


Jujur, sebagai dasar komunikasi antara pasien dan tenaga medis agar diagnosis dan penanganan tepat sasaran.


Mahir, karena kompetensi tenaga kesehatan adalah kunci utama pelayanan berkualitas.


Lembut, sebab senyuman dan keramahan sering menjadi penawar pertama bagi kecemasan pasien.


Nyaman, baik dalam ruang pelayanan maupun dalam interaksi, karena kesehatan juga berkaitan dengan rasa aman secara fisik dan psikis.


Apabila nilai Alumalan diterapkan sepenuh hati dalam keseharian, Autaqnapoq akan terus menjadi pusat harapan bagi masyarakat—sebuah tempat di mana kesembuhan bukan hanya tujuan, tetapi pengalaman yang dirasakan.


Kini, dari hutan berbatu itu telah lahir sebuah rumah pelayanan yang istimewa: Rumah Alumalan. Ia mendekatkan layanan kesehatan sekaligus memberi pelajaran penting tentang urgensi menghadirkan fasilitas kesehatan memadai bagi seluruh masyarakat Indonesia—karena layanan kesehatan adalah hak dasar setiap warga bangsa. 


Penulis : Sudarjo Abd. Hamid