
KOTA KUPANG — Menyambut peringatan Hari Santri Nasional 2025, tema “Guru dalam Perspektif Santri” menjadi refleksi mendalam atas peran guru yang tidak hanya mengajar, tetapi menanamkan nilai keikhlasan, keteladanan, dan pengabdian — fondasi penting dalam tradisi pendidikan pesantren di Indonesia.
Dalam pandangan santri, guru bukan sekadar pendidik di ruang belajar. Mereka adalah pembimbing spiritual, sahabat ilmu, dan penjaga moral bangsa. Melalui bimbingan para guru, santri tidak hanya diajarkan untuk memahami teks, tetapi juga meneladani konteks — bagaimana ilmu dijalankan dengan akhlak dan bagaimana menjadi insan yang bermanfaat bagi umat.
“Santri hari ini adalah generasi yang harus mampu memadukan semangat keilmuan dan akhlakul karimah. Dalam setiap perjalanan mereka, selalu ada guru yang menuntun, menasihati, dan meneladankan. Karena itu, Hari Santri bukan hanya milik santri, tetapi juga penghormatan untuk para guru yang telah menyalakan cahaya ilmu,” ujar Sufyanto Minggele, S.Kom., Gr., M.Sos., Ketua PW PerguNU Nusa Tenggara Timur.
Peringatan Hari Santri tahun ini diharapkan menjadi ajang mempererat hubungan antara guru dan santri, sekaligus meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Sebagaimana diketahui, Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober, sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi besar para santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta peran mereka yang terus berlanjut dalam menjaga keutuhan bangsa dan menegakkan moral masyarakat.



