Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pdt. Samuel Pandie
Kupang, NTT– Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pdt. Samuel Pandie, menegaskan bahwa aksi anarkis dengan memanfaatkan isu reformasi untuk menyerang institusi Polri adalah tindakan yang mencederai demokrasi sekaligus bertentangan dengan ajaran agama.
“Aksi kekerasan dan provokasi bukanlah cara yang diajarkan agama apa pun. Setiap agama menekankan jalan damai, menolak kekerasan, dan mengutamakan musyawarah dalam menyampaikan kritik. Kitab suci pun mengingatkan bahwa kerusuhan dan perpecahan adalah perbuatan setan yang harus dijauhi,” tegas Pdt. Samuel, Senin (15/9/2025).
Ia menilai Polri sebagai bagian dari bangsa memang tidak sempurna dan tetap membutuhkan evaluasi. Namun, menurutnya, jalan yang benar untuk memperjuangkan reformasi adalah melalui dialog, kritik yang sehat, dan doa, bukan lewat fitnah, kekerasan, atau framing yang membenturkan masyarakat dengan aparat.
“Menyerang Polri dengan cara provokatif dan merusak tatanan masyarakat hanya akan melahirkan kerusakan. Reformasi harus dikawal dengan cara yang benar, bermartabat, dan sesuai tuntunan agama,” jelasnya.
Pdt. Samuel juga mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang menyelundupkan kepentingan sempit dengan membelokkan isu reformasi.
“Aksi anarkis bukanlah jihad, melainkan kerusakan yang justru merugikan umat, bangsa, dan agama itu sendiri,” ujarnya.
Ia pun mengajak seluruh umat beragama untuk kembali pada nilai-nilai luhur yang menjadi inti ajaran agama, yaitu damai, persaudaraan, dan kasih sayang.
“Reformasi Polri adalah amanah bersama. Mari kita kawal dengan cara yang bermartabat, penuh kasih, dan sesuai dengan nilai iman yang kita anut,” pungkas Ketua Sinode GMIT itu. (Red)