![]() |
MatalineNews, Lembata- Penerbit Yayasan Pendidikan dan Sosial (YPSIM), berdiri sejak 16 Agustus 2019. Yayasan berkedudukan di Banten ini, telah mengalumnikan ratusan orang, menyebar di berbagai daerah Indonesia. Yayasan ini sudah menyelenggarakan kegiatan pelatihan berulang hingga hari ini, telah mencapai pelatihan batch ke 14.
Kegiatan yang bisa di akses secara online ini, di lakukan sebanyak empat kali dalam sebulan. Uniknya kegiatan ini akan berakhir dengan tugas individu (mandiri) berupa menulis buku ataupun artikel, untuk mendapatkan sertifikat gelar non- akademik yang berbadan hukum.
Beberapa pemateri dalam kegiatan ini adalah, Edy Riyanto, M. Pd, Dr. Ferry Simanjuntak, M. Th, Dr. Abdul Rahman H, MT, CT, CHCP. H. Hasan Hamid, S, SH, MH, dan Iinmayaliyuida, S. Pd, M. Pd, C. PI, dengan moderator Abdul Rasyid, SE, M. Hum, C. PST, C. PIM.
Adapun materi dalam kegiatan tersebut adalah, kerangka dan sistematika penulisan buku, strategi HAKI, tekhnik menulis, pembuatan CV dan sinopsis buku, evakuasi dan simulasi. Ini di lakukan secara continyu selama sebulan, untuk menghasilkan penulis berbakat besar, dan mengantongi gelar akademik.
Muh. Rifai Aprianus Mukin, S. Ag, M. Pd, (Pengawas PAI Kemenag Kabupaten Lembata), dan Sudarjo Abd. Hamid, S. PdI, M. Pd, (Guru PAI SDI Walangsawa), telah sukses menyelesaikan pelatihan tersebut secara intensif, dan pada akhirnya berdua meraih gelar non- akademik dengan sebutan (C.PIM) Certified Penulis Indonesia Maju, di belakang nama serta gelar akademik. Rifai Mukin lebih dahulu meraih gelar non-akademik tersebut tepat bulan Maret, dan menyusul Sudarjo Abd. Hamid di bulan April tahun 2025.
Bersama awak media pada jumad, 30/05/2025 Rifai Mukin alumni Magister PAI UMM Malang ini menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan sekedar pertemuan yang biasa, namun lebih pada menggali dalamnya potensi seseorang, semua orang bisa berbicara berapi api dengan baik dan lugas, tapi belum tentu baik dalam dunia tulis menulis, begitupun sebaliknya ungkap Rifai, ia menegaskan kembali bahwa, bagamana kita menemukan gagasan, kemudian tuangkan dalam bentuk tulisan, setelah itu berusaha menyulam dalam satu tulisan atau gambaran yang utuh, itu hal yang cukup menantang ungkap Pria Larantuka ini.
Kegiatan ini super jitu lanjutnya, keren karena bersua dengan narasumber kompeten teruji dan telah memiliki buku serta artikel yang tidak sedikit, mereka membedah seluruh hal dalam dunia kepenulisan, sehingga tegas Rifai, kepada teman teman guru PAI, senantiasa membaca dan menulis, bila perlu menjadi fardhu mengikuti kegiatan pelatihan ini, karena biaya yang bisa di jangkau, kemudian kegiatan ini sangat memberi manfaat untuk ilmu yang positif tutup Rifai. (***/Red)