MatalineNews- Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma membuka kegiatan Rapat Koordinasi Program Konsorsium Perguruan Tinggi (KPT) Kosabangsa dan KKN Tematik Gerakan NTT Tuntas Stunting dan Kemiskinan (Gentaskin) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XV di Hotel Harper Kupang pada Senin, (14/7/2025).
Turut hadir dalam acara ini, Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemendiktisaintek, I Ketut Adnyana, Pimpinan Perangkat Daerah Provinsi NTT, Bupati Manggarai Timur, Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Sekretaris Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pimpinan Perguruan Tinggi di NTT dan para Pimpinan Bank.
Dalam sambutannya, Johni Asadoma menyoroti soal isu stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah NTT. Menurutnya, upaya untuk mengentaskan stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah ini membutuhkan semangat kolaborasi dan sinergitas lintas sektor, termasuk dengan Perguruan Tinggi.
Secara Nasional, prevalensi stunting di NTT masih tergolong tinggi. Berdasarkan data SSGI Kemenkes tahun 2024, prevalensi stunting di wilayah ini masih bertengger di angka 37 %. Sementara itu, tingkat kemiskinan masih di angka 19,02 %, dan kemiskinan ekstrem 2,82 %.
“Ini tantangan kita hari ini. Tentunya ini membutuhkan terobosan dan kerja sama lintas sektoral, juga pendekatan yang menyeluruh, seperti yang sedang kita upayakan pada hari ini,” ungkap Johni Asadoma.
Untuk itu, Purnawirawan Polisi ini mengajak Perguruan Tinggi di NTT hadir tidak sekadar untuk mengajar dan meneliti, tetapi juga mengabdi dan mentransformasi masyarakat. Beliau berharap agar kehadiran mahasiswa dan dosen dalam program KKN Tematik nantinya diharapkan membawa inovasi, teknologi tepat guna, dan penguatan kelembagaan lokal.
Terkait dengan pelaksanaan KKN Tematik nantinya, Johni mengajak para mahasiswa untuk berperan aktif memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya dalam membangun kesadaran keluarga terkait gizi, kesehatan, dan produktivitas ekonomi.
“Dalam berbagai kesempatan, saya selalu mendorong para sarjana di kampus-kampus di NTT untuk kembali ke kampung, dan memberdayakan desa masing-masing dengan ilmu yang dimiliki,” tambahnya.
Menurut Johni Asadoma, Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen penuh untuk mendorong integrasi kegiatan KPT Kosabangsa dan Gentaskin melalui berbagai program strategis yang bisa diintegrasikan dalam dokumen pembangunan daerah.
“Mengingat pentingnya kegiatan ini, Pemerintah Provinsi NTT juga akan berupaya mengawal hasil kegiatan agar menjadi masukan perumusan kebijakan berbasis data di lapangan,” tegasnya.
Mengakhiri sambutannya, Johni Asadoma berharap agar forum ini menjadi ruang yang tepat untuk penyamaan visi dan penyusunan strategi yang berorientasi hasil yang berdampak panjang.
“Saya harap forum ini adalah awal sinergi yang mutualistik, baik secara vertikal maupun horizontal, antara kampus, desa, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal,” pungkasnya.
Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemendiktisaintek RI, I Ketut Adnyana dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan KKN Tematik Gerakan NTT Tuntas Stunting dan Kemiskinan (Gentaskin) di wilayah NTT ini adalah wujud nyata Kemendiktisaintek berdampak dalam upaya menurunkan stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah NTT.
Prof. Ketut juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah Provinsi NTT atas langkah kolaboratif yang telah dibangun ini dan berharap hasilnya benar-benar memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat nantinya.
Penulis : Baldus Sae/ Dio Ceunfin