Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

YAICI- Aisyiyah Siapkan Kader untuk Pendampingan Gizi Balita di Kupang

Minggu, 11 Mei 2025 | Mei 11, 2025 WIB Last Updated 2025-05-12T01:27:26Z

pw_aisyiyah_ntt_edukasi_gizi_kental_manis
Foto: Bimbingan Teknis Kader Aisyiyah (dok.Fathur/matalinenews)

MATALINENEWS.ID
- Dalam rangka mendukung pemerintah untuk menyiap generasi unggul yang siap bersaing,
Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Kerjasama Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA) jalani Program Edukasi dan Pendampingan Gizi Pada Ibu Balita dan Bahaya Konsumsi Kental Manis Pada Balita Tahun 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Aula TK Aisyiyah Bustanul Atfal 3 kota Kupang pada Sabtu (10/05) ini dilaksanakan dua sesi, yaitu sesi pagi dan siang.

Kepada sejumlah awak media, Dina Apriliani, S.Tr.Keb - PIC program pendampingan gizi ibu balita (Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan bahwa kegiatan ini dinisiasi oleh YAICI bekerja sama dengan PPA yang sudah di mulai dari bulan April, seperti orientasi kader secara online kemudian bimbingan teknis di Jakarta dan hari ini kita melakukan edukasi.

Menurutnya, kegiatan edukasi hari ini mendatangkan kader untuk bimbingan teknis, agar untuk pendampingan kepada 24 Ibu balita lebih maksimal dan optimal.

Diketahui, kegiatan hari ini dibagi menjadi dua, pagi hari bimbingan teknis khusus dengan para kader dan siang hari mengundang ibu balita untuk mendengarkan bimbingan edukasi dari ahli Gizi.

Lebih lanjut, Dina juga menjelaskan bahwa usai dari kegiatan edukasi ini, para kader akan langsung turun lakukan pendampingan edukasi Gizi kepada ibu dan balita selama 2 bulan, seperti praktek demo masak dan juga menyiapkan masakan dan melihat anaknya makan. Usai dari 2 bulan akan di lakukan monitoring dan evaluasi, dengan harapan ada perubahan pola makan mulai dari konsumsi kental manis akhirnya berubah menjadi kebiasaan makan yang bergizi dan diharapkan juga ada peningkatan berat badan terhadap balita yang di dampingi.

Dina juga mengaku, untuk mendapatkan ibu balita yang sesuai dengan kriteria cukup sulit, "Sesuai dengan kriteria kita lumayan agak sulit, kita mendapatkan beberapa tantangan, mulai dari kesulitan mendapatkan ibu balita yang terbiasa mengkonsumsi kental manis, kemudian akses jalan dan lapangan juga tersendat- sendat."ungkap Duna. Namun dengan optimis akhirnya bisa menemukan 24 yang sesuai dengan kriteria.

Pada kesempatan yang sama ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Nusa Tenggara Timur (NTT) Dra. Hj. St. Aminah HAS, M.Pd memberikan apresiasi kepada Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah dengan mengarahkan program kerjasama ini ke NTT.

"Melalui program ini anak-anak yang didampingi dengan Gizi yang mungkin kurang baik dan kebiasaan yang kurang bagus terutama mengkonsumsi kental manis akan bisa diperbaiki, dirubah kebiasaan itu dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan pendampingan oleh kader untuk di edukasi." ujar ketua PWA NTT.

Dia juga berharap, setelah selesai program ini ada perubahan yang signifikan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Menurut dia, stanting menjadi hal yang serius di NTT, oleh karena itu setelah ini menjadi pilot project dan ke depan kita akan melakukan replikasi di Kabupaten atau di kota yang lain yang masih tinggi angka stuntingnya terutama seperti di TTS yang memang dekat dari sini.

"Melalui kegiatan ini menjadi sesuatu yang bermakna dan masyarakat merasa terbantu, teredukasi dan akhirnya kebiasaan yang kurang baik itu bisa diperbaiki agar kita bisa menghasilkan anak-anak Indonesia yang baik dari sisi fisiknya maupun pertumbuhan kecerdasan otaknya." pungkas ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Nusa Tenggara Timur (NTT) Dra. Hj. St. Aminah HAS, M.Pd.

Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Diah Lestari Budiarti SKM, MM juga menyampaikan bahwa kegiatan edukasi dan pendampingan balita yang mengkonsumsi kental manis dilakukan oleh Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah bekerjasama dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Tahun 2025 di wilayah atau sasaran masing-masing tiga kabupaten kota dari 3 provinsi, yaitu di provinsi Jawa Barat dalam hal ini Kabupaten Bogor kemudian Provinsi Jambi di Kabupaten Muaro Jambi dan di provinsi Nusa Tenggara Timur yang mengambil lokasi di kota Kupang.

"Masing-masing Kabupaten Kota kami tugaskan kepada 25 kadernya dan 8 dari 25 kader melakukan edukasi dan pendampingan kepada anak-anak yang mengkonsumsi kental manis dan memang kondisi Gizi masi kategori kurang."ungkapnya.

Diah juga menjelaskan, selama  2 bulan atau 8 kali pertemuan, kader akan melakukan pendampingan setiap umumnya, selain melakukan edukasi juga akan melakukan pendampingan demo- demo, seperti membimbing cara membuat makanan yang bergizi kepada para balita tersebut.

Dia juga berharap setelah 8 kali pertemuan mereka akan berubah perilakunya, tidak lagi mengkonsumsi kental manis dan mereka juga sudah terbiasa dengan pola makan sehat.

Lebih lanjut, untuk menunjang bagaimana mengalihkan keinginan besar anak-anak untuk kental manis, kita melakukan beberapa hal, selain orang tua diajarkan bagaimana mendonhgeng, kemudian ada beberapa permainan- permainan yang mengalihkan anak-anak dan keinginannya untuk mengkonsumsi kental manis. 

"Semoga berhasil, sehingga kedepan yang kami harapkan bahwa ini bisa di aplikasi juga ke wilayah kabupaten kota lain, di provinsi yang lain sehingga banyak anak-anak Indonesia semakin sehat dan ini untuk generasi emas 2045." Pinta Diah.

Diah menjelaskan, di NTT sendiri, masi tinggi stantingnya tapi kami tidak melakukan di lokus -lokus stunting yang besar, kami lakukan dulu Pilot Project di kota Kupang. Walaupun tidak besar angka Stuntingnya tapi kita fokus pada bagaimana kader- kader Aisyiyah yang ada di kota Kupang ini mereka bisa melaksanakan program dengan baik dan pendampingnya sudah jelas sasarannya kriterianya adalah anak-anak yang mereka mengkonsumsi kental manis.

"Kegiatan ini tidak hanya anak-anak Muslim tapi juga non Muslim, bahwa kita berkolaborasi lintas agama, lintas suku. Ini yang bisa kita lakukan dari PP Aisyiyah sebagai stimulan yang akan di implementasikan oleh Pimpinan Wilayah Aisyah lokasinya di  kota Kupang." Pungkas Diah Lestari Budiarti SKM, MM - Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (FD)