![]() |
Foto: Wakil Gubernur NTT, Irjen Pol (Purn) Johni Asadoma memimpin Upacara Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025 di Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945 (dok.Dio/matalinenews) |
KOTA KUPANG- Wakil Gubernur NTT, Irjen Pol (Purn) Johni Asadoma memimpin Upacara Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025 di Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945, bertempat di halaman Kampus UPG 1945, pada Jumat (2/5/2025) pagi.
Kedatangan Gubernur NTT disambut langsung oleh Ketua BPH (Badan Pengurus Harian) PB (Pengurus Besar) PGRI NTT, Dr. Sam Haning, SH, MH, C.Me, CPArb, CLAd, CCDE, CLTP, Rektor UPG 1945 NTT, David Selan, SE, ME serta segenap Civitas Akademika UPG 1945 NTT.
Penyambutan Wakil Gubernur juga ditandai dengan penyematan kain adat oleh Ketua BPH PB PGRI 1945 NTT serta diiringi dengan tarian adat oleh para Mahasiswi UPG 1945 NTT.
Wakil Gubernur NTT dalam arahannya membacakan sambutan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu’ti, mengatakan peringatan Hardiknas bukanlah hanya sekedar seremonial tahunan yang ditandai dengan upacara bendera dan berbagai ragam lomba.
“Hari Pendidikan Nasional merupakan momentum untuk kita meneguhkan dan meningkatkan dedikasi, komitmen, dan semangat untuk memenuhi amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan layanan pendidikan yang terbaik, bermutu, dan berkemajuan bagi seluruh anak bangsa,” ucap Wagub Johni.
Wagub Johni menyebutkan Undang-undang Dasar 1945 menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dimana di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu.
“Sesuai amanat Konstitusi, tidak boleh ada diskriminasi atas dasar agama, fisik, suku, bahasa, ekonomi, jenis kelamin, domisili dan sebab-sebab lain yang menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan. Pendidikan adalah hak asasi dan hak sipil yang melekat dalam diri setiap insan baik sebagai pribadi maupun warga negara,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wagub Johni mengungkapkan pada hakikatnya pendidikan adalah proses membangun kepribadian sebagai hal yang utama, akhlak mulia, dan peradaban bangsa.
“Secara individual, pendidikan adalah proses menumbuh kembangkan fitrah manusia sebagai makhluk pendidikan (homo educandum) yang dengannya manusia menguasai ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan, dan berbagai kecerdasan yang memungkinkan mereka meraih kesejahteraan dan kebahagiaan material dan spiritual. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan adalah sarana mobilitas sosial-politik yang secara vertikal mengangkat harkat dan martabat bangsa,” ungkapnya.
Karena itu, jelas Wagub Johni Asadoma, sangat tepat ketika Presiden Prabowo menempatkan pendidikan sebagai prioritas.
“Sebagaimana disebutkan dalam Asta Cita keempat, Presiden Prabowo berkomitmen membangun sumber daya manusia yang kuat sebagai aktor dan agen perubahan yang mengantarkan Indonesia menjadi bangsa dan negara yang adil dan makmur. Melalui pendidikan, Presiden Prabowo berkomitmen memutus mata rantai kemiskinan. Presiden bertekad memajukan pendidikan melalui revitalisasi sarana prasarana pendidikan, pembelajaran digital, dan peningkatan kualitas, kualifikasi, dan kinerja Guru melalui pemenuhan kualifikasi, peningkatan kompetensi, dan kesejahteraan,” ujarnya.
“Dengan cara demikian, Guru diharapkan dapat menjadi agen pembelajaran dan agen peradaban. Para Guru tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran tetapi juga mentor dan konselor para murid. Guru adalah orang tua yang senantiasa berada di sisi para murid dalam suka dan duka serta memandu para muridnya mencapai cita-cita luhur,” jelasnya.
Wagub NTT juga menekankan diperlukan kerjasama semua pihak baik pemerintah, orang tua, masyarakat, dunia usaha, dan media massa dalam menyukseskan berbagai program pendidikan sehingga terciptanya kualitas SDM yang hebat.
“Pemerintah sebagai penyelenggara negara tidak dapat bekerja sendiri karena keterbatasan sumberdaya dan sumberdana. Perlu dukungan dan partisipasi semesta agar pendidikan sebagai layanan publik dapat berperan mengantarkan anak-anak menjadi generasi hebat dan kuat,” tegas Johni Asadoma membacakan sambutan Menteri Abdul Mu’ti.
Lebih lanjut, Wagub Johni memaparkan sejak Oktober 2024, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah melakukan langkah-langkah nyata membangun layanan pendidikan yang bermutu.
“Secara manajerial, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memperbaiki tata kelola, pembinaan, dan kinerja guru. Secara kurikuler, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan menerapkan Pembelajaran Mendalam (deep learning), pemberlakuan Test Kemampuan Akademik (TKA), serta pembelajaran Koding, dan Kecerdasan Artifisial (AI). Secara pedagogis, dalam rangka membentuk karakter, Kementerian membuat kebijakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang meliputi bangun pagi, beribadah, berolah raga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat,” terangnya.
“Sedangkan Program Pagi Ceria yang meliputi Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH), menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan doa bersama. Pendidikan karakter pada tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak diluncurkan Album Kicau yang berisi lagu dan anak-anak,” tambah Johni.
“Dengan semangat hari Pendidikan Nasional mari kita saling bergandeng tangan, bahu membahu, dan bergotong royong mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk semua.” Pungkas Wagub Johni mengakhiri Sambutan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu’ti.
Penulis : Alex Raditia